Pola Penggunaan Polydrug di Kalangan Penyalahguna Zat Hamil

Format
Scientific article
Publication Date
Original Language

Bahasa Inggris

Country
Swedia
Keywords
compulsory care
polysubstance use
pregnancy
substance abuse

Pola Penggunaan Polydrug di Kalangan Penyalahguna Zat Hamil

Abstrak

Maksud:

Studi penggunaan narkoba selama kehamilan umumnya berfokus pada zat individu atau kombinasi obat tertentu. Tujuan artikel ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang penggunaan polydrug dan kehamilan dalam konteks Nordik dengan menggambarkan karakteristik sosiodemografi dari populasi klinis wanita hamil dengan penggunaan zat yang parah, memeriksa ruang lingkup dan jenis penggunaan polydrug dan menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan bersamaan banyak, sebagai lawan dari beberapa obat.

Metode:

Sebuah studi cross-sectional wanita hamil pada masuk ke perawatan wajib untuk penyalahgunaan zat di Swedia antara tahun 2000 dan 2009 (n = 119 wanita, mewakili 128 kehamilan). Data diambil dari register administratif dan catatan klien. Hubungan univariat antara variabel demografi, sosial, kebidanan, riwayat pengobatan dan penggunaan polydrug diperiksa. Regresi logistik biner digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel penjelas dan penggunaan polydrug.

Hasil:

Jumlah rata-rata obat yang digunakan secara bersamaan adalah 2,65, dan penggunaan narkoba injeksi tercatat pada 73% kehamilan. Opiat dan amfetamin adalah obat utama yang paling umum, diikuti oleh alkohol. Kemungkinan penggunaan polydrug meningkat dengan kehamilan trimester pertama, komitmen yang direncanakan (sebagai lawan dari keadaan darurat), serta kombinasi penyalahgunaan zat pasangan dan penggunaan narkoba suntikan.

Kesimpulan:

Penggunaan polydrug tersebar luas di kalangan penyalahguna zat hamil. Kebijakan, intervensi dan penelitian sering berfokus pada obat individu secara terpisah, tetapi untuk populasi klinis khususnya ada kebutuhan untuk mengatasi penggunaan narkoba secara luas, termasuk pencatatan sistematis kebiasaan merokok. Ini juga memerlukan pemberian lebih banyak perhatian kepada mereka yang tidak memenuhi syarat untuk intervensi yang ditetapkan, seperti perawatan pemeliharaan opiat, dan memberikan lebih banyak pertimbangan untuk berbagai keadaan kehidupan, seperti penggunaan narkoba pasangan.