Perbedaan Gender dalam Penggunaan Zat dan Tekanan Kejiwaan di antara Mahasiswa Kedokteran

Format
Scientific article
Publication Date
Published by / Citation
Lisa J. Merlo, John S. Curran & Robert Watson (2017) Gender differences in substance use and psychiatric distress among medical students: A comprehensive statewide evaluation, Substance Abuse, 38:4, 401-406, DOI: 10.1080/08897077.2017.1355871
Original Language

Bahasa Inggris

Country
Amerika Serikat
Keywords
gender difference
medical education
medical student wellness
physician impairment
substance use disorders

Perbedaan Gender dalam Penggunaan Zat dan Tekanan Kejiwaan di antara Mahasiswa Kedokteran

ABSTRAK

Latar: Kesehatan mahasiswa kedokteran telah muncul sebagai masalah penting dalam pendidikan kedokteran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan penilaian komprehensif tentang penggunaan narkoba, tekanan psikologis, dan pencarian bantuan di antara mahasiswa kedokteran pria dan wanita untuk mengidentifikasi target untuk upaya intervensi lanjutan. 

Metode: Mahasiswa kedokteran dari semua 9 sekolah kedokteran di negara bagian Florida diundang melalui email dan / atau pengumuman untuk mengisi kuesioner online anonim yang menilai kesejahteraan mereka. Dari 5053 mahasiswa kedokteran matrikulasi, 1137 (57,1% perempuan) menanggapi kuesioner. Statistik deskriptif, uji t , dan analisis chi-square dihitung menggunakan SPSS 20. 

Hasil: Lebih dari 70% siswa mengakui pesta minuman keras, dengan pria melaporkan frekuensi yang lebih tinggi daripada wanita (χ2 = 13,90, P = 0,003), dan 22,7% (n = 201) melaporkan penggunaan ganja selama sekolah kedokteran, dengan tingkat yang lebih tinggi (χ2 = 9,50, P  = 0,02  ) di antara pria (27,0%, n = 99) daripada wanita (18,9  %, n      = 93). Sebagian kecil siswa melaporkan penggunaan stimulan resep dan opioid resep nonmedis. Selain itu, 3,3% siswa laki-laki (n = 12) dibandingkan dengan 0,6% siswa perempuan (n  = 3) melaporkan penggunaan narkoba yang bermasalah. Lebih lanjut, hampir 2/3 responden melaporkan penurunan kesehatan psikologis sejak awal sekolah kedokteran, dengan wanita mencatat pengurangan yang lebih besar (χ2 = 12,39, P = 0,05) dan tingkat stres yang lebih tinggi (χ2  = 16,30, P  = 0,003  ). Lebih dari 10% siswa (n = 102) mendukung "pikiran untuk bunuh diri" selama sekolah kedokteran, dan 70,1% merasa mereka akan mendapat manfaat dari perawatan kesehatan mental (79,3% wanita vs 59,6% pria; χ2 = 41,94, P < 0,001), meskipun hanya 39,8 % yang mengakses bantuan. 

Kesimpulan: Meskipun ada upaya untuk mengatasi kesehatan mahasiswa kedokteran, siswa terus melaporkan tentang tingkat tekanan psikologis, ide bunuh diri, dan penggunaan narkoba. Lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk secara efektif mengatasi kesehatan mental dan kesejahteraan mahasiswa kedokteran.