Bisnis Berisiko: Studi Longitudinal yang Meneliti Inisiasi Merokok di antara Pengguna E-Rokok yang Rentan dan Tidak Rentan di Kanada

Format
Scientific article
Publication Date
Published by / Citation
Aleyan S, Cole A, Qian W, et al. Risky business: a longitudinal study examining cigarette smoking initiation among susceptible and non-susceptible e-cigarette users in Canada. BMJ Open 2018;8:e021080. doi:10.1136/ bmjopen-2017-021080
Original Language

Bahasa Inggris

Country
Kanada
Keywords
cigarettes
smoking
smoking initiation
e-cigarettes
e-cig

Bisnis Berisiko: Studi Longitudinal yang Meneliti Inisiasi Merokok di antara Pengguna E-Rokok yang Rentan dan Tidak Rentan di Kanada

Abstrak

Tujuan: Mengingat bahwa banyak pengguna e-rokok remaja tidak pernah merokok, kemungkinan bahwa e-rokok dapat bertindak sebagai pintu gerbang ke merokok di masa depan telah dibahas dalam berbagai penelitian. Data longitudinal diperlukan untuk mengeksplorasi jalur antara e-rokok dan penggunaan rokok, terutama di antara kelompok risiko yang berbeda termasuk rentan dan tidak rentan tidak pernah merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa apakah penggunaan dasar e-rokok di antara sampel pemuda yang tidak pernah merokok memprediksi inisiasi merokok selama periode 2 tahun.

Desain: Studi kohort longitudinal.

Setting: 89 sekolah menengah di Ontario dan Alberta, Kanada.

Peserta: Sampel siswa kelas 9-11 yang tidak pernah merokok pada awal (n = 9501) yang berpartisipasi dalam studi COMPASS selama 2 tahun.

Hasil primer dan sekunder mengukur Peserta menyelesaikan kuesioner di kelas yang menilai kerentanan merokok dan inisiasi merokok.

Hasil: Di antara sampel dasar non-rentan tidak pernah-perokok, 45,2% dari pengguna e-rokok saat ini melaporkan mencoba rokok setelah 2 tahun dibandingkan dengan 13,5% dari pengguna e-rokok tidak lancar. Di antara sampel dasar rentan tidak pernah merokok, 62,4% dari pengguna e-rokok saat ini melaporkan mencoba rokok setelah 2 tahun dibandingkan dengan 36,1% dari pengguna e-rokok tidak saat ini. Secara keseluruhan, pengguna e-rokok saat ini lebih cenderung mencoba rokok 2 tahun kemudian. Asosiasi ini lebih kuat di antara sampel non-rentan tidak pernah-perokok (AOR = 5,28, 95% CI 2,81-9,94; p<0,0001) dibandingkan dengan rentan tidak pernah-perokok (AOR = 2,78, 95% CI 1,84 sampai 4,20; p<0,0001).

Kesimpulan: Temuan dari studi longitudinal yang besar ini mendukung masalah kesehatan masyarakat bahwa penggunaan e-rokok dapat berkontribusi pada pengembangan populasi baru perokok. Mereka juga mendukung gagasan bahwa e-rokok memperluas pasar tembakau dengan menarik pemuda berisiko rendah yang seharusnya tidak mungkin memulai menggunakan rokok. Pertimbangan yang cermat akan diperlukan dalam mengembangkan kerangka peraturan yang tepat yang mencegah penggunaan e-rokok di kalangan pemuda.