Sebuah studi observasional prospektif yang menyelidiki penggunaan skrining karbon monoksida untuk mengidentifikasi ibu yang merokok di sebuah rumah sakit universitas besar di Irlandia

Format
Scientific article
Publication Date
Published by / Citation
Reynolds CME, Egan B, Kennedy RA, et al A prospective, observational study investigating the use of carbon monoxide screening to identify maternal smoking in a large university hospital in Ireland BMJ Open 2018;8:e022089. doi: 10.1136/bmjopen-2018-022089
Original Language

Bahasa Inggris

Country
Irlandia
Keywords
carbon monoxide
tobacco
tobacco smoking
smoking

Sebuah studi observasional prospektif yang menyelidiki penggunaan skrining karbon monoksida untuk mengidentifikasi ibu yang merokok di sebuah rumah sakit universitas besar di Irlandia

Abstrak

Tujuan: Penelitian ini mengevaluasi pengujian karbon monoksida napas (BCO) dalam mengidentifikasi perokok ibu serta perbedaan antara disclosers dan non-disclosers status merokok. Kami juga menyiasat jika faktor ekstrinsik lain mempengaruhi tahap BCO wanita dalam kehamilan.

Desain: Sebuah studi observasional prospektif.

Pengaturan: Rumah sakit kebidanan universitas di lingkungan perkotaan di Irlandia.

Peserta: Wanita (n = 250) dan pasangan mereka (n = 54) direkrut pada kunjungan antenatal pertama mereka. Wanita <18 tahun dan mereka yang tidak mengerti bahasa Inggris dikecualikan. Riwayat pemesanan, termasuk pencatatan status merokok, dikumpulkan oleh bidan. Setelah ini, perempuan direkrut dan menyelesaikan kuesioner penelitian terperinci tentang merokok dan sumber BCO ekstrinsik / lingkungan. Tes BCO dilakukan pada wanita dan pasangannya.

Ukuran hasil primer dan sekunder: Jumlah perokok yang dilaporkan sendiri dan mereka yang positif pada tes BCO. Ciri-ciri wanita yang mengungkapkan dan tidak mengungkapkan status merokok. Pengaruh faktor ekstrinsik terhadap hasil tes BCO.

Hasil: Berdasarkan kurva karakteristik operasi penerima, titik cut-off BCO ≥3 ppm adalah tingkat optimal untuk mengidentifikasi merokok yang sedang berlangsung. Pada riwayat pemesanan, 15% wanita dilaporkan sebagai perokok saat ini. Berdasarkan tingkat BCO ≥3 ppm dikombinasikan dengan merokok yang dilaporkan sendiri dalam kuesioner penelitian, angka tersebut meningkat menjadi 25%. Non-disclosers memiliki karakteristik yang mirip dengan non-perokok. Tidak ada faktor ekstrinsik yang mempengaruhi tingkat BCO ibu.

Kesimpulan: Berdasarkan laporan diri dan tingkat BCO, seperempat wanita yang hadir untuk perawatan antenatal terus merokok, tetapi hanya 60% yang melaporkan merokok mereka ke bidan. Pengukuran BCO adalah metode praktis yang murah untuk meningkatkan identifikasi ibu merokok, dan tidak terpengaruh oleh sumber ekstrinsik BCO. Peningkatan identifikasi berarti lebih banyak perokok dapat didukung untuk berhenti merokok pada awal kehamilan, berpotensi meningkatkan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang ibu dan anak.