Konsumsi Alkohol dan Menjadi Orang Tua
Minum berat yang berbahaya tetap menjadi salah satu faktor risiko utama yang dapat dimodifikasi untuk penyakit
beban. Tren ini cenderung mengikuti peningkatan perilaku minum alkohol di akhir masa remaja dan awal dua puluhan diikuti oleh penurunan pada akhir dua puluhan dan awal tiga puluhan. Ada banyak penjelasan mengapa populasi tampaknya mengubah perilaku minum di sekitar usia ini termasuk memasuki pekerjaan, menetap dengan pasangan, pengurangan pengambilan risiko dan transisi menjadi orang tua.
Sebuah studi baru-baru ini telah berusaha untuk menentukan sejauh mana transisi menjadi orang tua melindungi terhadap konsumsi alkohol yang bermasalah.
4015 peserta antara usia 21 dan 35 dinilai pada empat kesempatan.
Hasil dari penelitian menemukan bahwa:
- Dibandingkan dengan wanita dengan anak-anak berusia <12 bulan, wanita yang belum beralih menjadi orang tua lebih mungkin untuk memenuhi kriteria penyalahgunaan / ketergantungan alkohol
- Secara umum, transisi menjadi orang tua dikaitkan dengan pengurangan konsumsi alkohol untuk ibu muda; Namun, ini tidak sering dipertahankan.
- Peningkatan usia anak bungsu membawa peningkatan risiko penyalahgunaan / ketergantungan alkohol dan pesta minuman keras pada wanita.
- Pada saat anak bungsu berusia 1 tahun, jumlah minuman yang dikonsumsi oleh wanita mendekati tingkat pra-pengasuhan
- Tidak ada bukti bahwa pengasuhan dikaitkan dengan perubahan minum laki-laki.
Temuan ini menunjukkan bahwa transisi menjadi orang tua tidak lagi terkait dengan penurunan konsumsi alkohol yang berkelanjutan. Intervensi kesehatan masyarakat harus memperhatikan tren ini dan dirancang untuk mendukung wanita mempertahankan asupan alkohol yang berkurang.