Asosiasi Penggunaan Ganja Selama Masa Remaja Dengan Perkembangan Saraf

Format
Scientific article
Publication Date
Published by / Citation
Albaugh MD, Ottino-Gonzalez J, Sidwell A, et al. Association of Cannabis Use During Adolescence With Neurodevelopment. JAMA Psychiatry. Published online June 16, 2021. doi:10.1001/jamapsychiatry.2021.1258
Original Language

Bahasa Inggris

Keywords
cannabis
adolescents
brain development
development

Asosiasi Penggunaan Ganja Selama Masa Remaja Dengan Perkembangan Saraf

Abstrak

Penting:  Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa otak remaja sensitif terhadap gangguan pada sinyal endocannabinoid, yang mengakibatkan perubahan perkembangan saraf dan efek perilaku yang langgeng. Namun, beberapa penelitian telah menyelidiki hubungan antara penggunaan ganja dan perkembangan otak remaja pada manusia.

Obyektif:  Untuk memeriksa sejauh mana pencitraan magnetic resonance (MR) dinilai perkembangan ketebalan kortikal serebral dikaitkan dengan penggunaan ganja dalam sampel longitudinal remaja.

Desain, Pengaturan, dan Peserta: Data diperoleh dari studi kohort IMAGEN berbasis masyarakat, yang dilakukan di 8 situs Eropa. Data dasar yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 1 Maret 2008, hingga 31 Desember 2011, dan data tindak lanjut diperoleh dari 1 Januari 2013, hingga 31 Desember 2016. Sebanyak 799 peserta IMAGEN diidentifikasi yang melaporkan naif ganja pada awal studi dan memiliki data perilaku dan neuroimaging yang tersedia pada awal dan tindak lanjut 5 tahun. Analisis statistik dilakukan dari 1 Oktober 2019 hingga 31 Agustus 2020.

Hasil dan Tindakan Utama: Penggunaan ganja dinilai pada awal dan tindak lanjut 5 tahun dengan Proyek Survei Sekolah Eropa tentang Alkohol dan Obat-obatan Lainnya. Gambar MR anatomi diperoleh dengan magnetisasi berbobot T1 3 dimensi yang disiapkan urutan gema gradien. Gambar MR asli yang dikontrol kualitasnya diproses melalui pipeline CIVET, versi 2.1.0.

Hasil: Studi ini mengevaluasi 1598 gambar MR dari 799 peserta (450 peserta wanita [56,3%]; usia rata-rata [SD], 14,4 [0,4] tahun pada awal dan 19,0 [0,7] tahun pada masa tindak lanjut). Pada tindak lanjut 5 tahun, penggunaan ganja (dari 0 hingga >40 penggunaan) dikaitkan secara negatif dengan ketebalan di prefrontal kiri (puncak: t 785 = –4,87, ukuran cluster = 1558 simpul; P = 1,10 × 10−6, kluster teori medan acak dikoreksi) dan prefrontal kanan (puncak:  t785 = –4,27, ukuran kluster = 1551 simpul;  P  = 2,81 × 10−5, cluster teori medan acak dikoreksi) korteks. Tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan ganja seumur hidup pada tindak lanjut 5 tahun dan ketebalan kortikal dasar, menunjukkan bahwa perbedaan neuroanatomi yang diamati tidak mendahului inisiasi penggunaan ganja. Analisis longitudinal mengungkapkan bahwa penipisan kortikal terkait usia memenuhi syarat oleh penggunaan ganja dengan cara yang tergantung dosis sehingga penggunaan yang lebih besar, dari awal hingga tindak lanjut, dikaitkan dengan peningkatan penipisan pada prefrontal kiri (puncak: t 815,27 = –4,24, ukuran cluster = 3643 simpul; P = 2,28 × 10−8, cluster teori medan acak dikoreksi) dan prefrontal kanan (puncak:  t813,30 = –4,71, ukuran cluster = 2675 simpul; P = 3,72 × 10−8, cluster teori medan acak dikoreksi) korteks. Pola spasial penipisan terkait ganja dikaitkan dengan penipisan terkait usia dalam sampel ini (r = 0,540; P < 0,001), dan peta pengikatan reseptor cannabinoid 1 yang dinilai positron emission tomography yang berasal dari sampel terpisah peserta (r = -0,189;  P < 0,001). Analisis mengungkapkan bahwa penipisan pada korteks prefrontal kanan, dari awal hingga tindak lanjut, dikaitkan dengan impulsif atensi pada tindak lanjut.

Kesimpulan dan Relevansi: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ganja selama masa remaja dikaitkan dengan perubahan perkembangan saraf, terutama pada korteks yang kaya reseptor cannabinoid 1 dan mengalami perubahan ketebalan terkait usia terbesar pada remaja pertengahan hingga akhir.