Sebuah acak, studi buta ganda menyelidiki hubungan antara trauma anak usia dini dan efek bermanfaat dari morfin

Format
Scientific article
Publication Date
Published by / Citation
Carlyle, M, Broomby, R, Simpson, G, et al. A randomised, double-blind study investigating the relationship between early childhood trauma and the rewarding effects of morphine. Addiction Biology. 2021;e13047. https://doi.org/10.1111/adb.13047
Original Language

Bahasa Inggris

Country
Inggris
Keywords
research
research analysis
Opioid Use Disorder
morphine

Sebuah acak, studi buta ganda menyelidiki hubungan antara trauma anak usia dini dan efek bermanfaat dari morfin

ISSUP Addiction Biology

Pengalaman trauma masa kanak-kanak (penyalahgunaan dan pengabaian) secara tidak proporsional lebih tinggi pada mereka yang memiliki gangguan penggunaan opioid (OUD).

Trauma masa kanak-kanak dapat mempengaruhi sifat memperkuat dan menghargai obat opioid dan respons terhadap rasa sakit, berpotensi melalui perubahan perkembangan pada sistem opioid endogen. Ini telah didukung oleh penelitian praklinis, namun ini belum diselidiki pada manusia yang tidak kecanduan.

Peserta yang sehat secara fisik dengan riwayat trauma masa kanak-kanak yang parah atau tidak ada riwayat trauma masa kanak-kanak sebelumnya menghadiri dua sesi di mana mereka menerima dosis aktif morfin intramuskular (0,15 mg/kg) atau kontrol dosis yang sangat rendah (0,01 mg/kg) dalam desain crossover acak dan buta ganda. Sesi diadakan 1 minggu terpisah. Ambang nyeri fisik dan toleransi peserta diukur pemberian pra-dan pasca-obat menggunakan tes pressor air dingin, bersama dengan respons subjektif dan perilaku akut lebih dari 2,5 jam.

Kelompok trauma melaporkan menyukai efek morfin, merasa lebih euforia dan menginginkan lebih banyak obat selama sesi, serta merasa kurang mual, pusing, dan tidak menyukai efek morfin dibandingkan dengan kelompok perbandingan non-trauma. Morfin meningkatkan ambang nyeri dan toleransi, namun ini tidak berbeda antara kelompok. Oleh karena itu trauma masa kanak-kanak dapat membuat individu merasakan efek opioid yang menyenangkan dan motivasi dan mengurangi sensitivitas terhadap efek negatif, memberikan bukti yang menarik untuk perbedaan individu dalam sensitivitas hadiah opioid. Ini dapat menjelaskan hubungan antara trauma masa kanak-kanak dan kerentanan terhadap OUD, dengan implikasi konsekuensi pada intervensi untuk OUD, resep opioid, dan mengurangi stigma seputar OUD.