Format
Scientific article
Publication Date
Published by / Citation
Giorgi, S., Yaden, D. B., Eichstaedt, J. C., Ashford, R. D., Buffone, A. E., Schwartz, H. A., ... & Curtis, B. (2020). Cultural differences in Tweeting about drinking across the US. International journal of environmental research and public health, 17(4), 1125.
Original Language

Bahasa Inggris

Country
Amerika Serikat
Keywords
excessive drinking
social media
Twitter
natural language processing
American Communities

Perbedaan Budaya dalam Menge-Tweet tentang Minum di seluruh AS

Abstrak

Penggunaan alkohol yang berlebihan di AS berkontribusi terhadap lebih dari 88.000 kematian per tahun dan biaya lebih dari $ 250 miliar per tahun. Sementara penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa penggunaan alkohol yang berlebihan dapat dideteksi dari pola umum keterlibatan media sosial, kami mencirikan bagaimana bahasa khusus minum bervariasi di seluruh wilayah dan budaya di AS. Dari database 38 miliar tweet publik, kami memilih yang menyebutkan "mabuk", menemukan kata dan frasa khas posting minum, dan kemudian mengelompokkannya ke dalam topik dan kumpulan kata yang terkait secara semantik. Kami mengidentifikasi tweet "mabuk" geolokasi dan menghubungkan bahasa mereka dengan prevalensi konsumsi alkohol berlebihan yang dilaporkan sendiri (Sistem Pengawasan Faktor Risiko Perilaku; BRFSS). Kami kemudian mengidentifikasi penanda linguistik yang terkait dengan minum berlebihan di berbagai daerah dan komunitas budaya seperti yang diidentifikasi oleh American Community Project. Frekuensi tweet "mabuk" (dari 3,3 juta tweet "mabuk" geolokasi) berkorelasi dengan konsumsi alkohol yang berlebihan di tingkat kabupaten dan negara bagian (r = 0,26 dan 0,45, masing-masing, p < 0,01 ). Analisis topik mengungkapkan bahwa konsumsi alkohol yang berlebihan paling berkorelasi dengan referensi untuk minum dengan teman (r = 0,20), keluarga (r = 0,15), dan mengemudi di bawah pengaruh (r   = 0,14). Dengan menggunakan klasifikasi Proyek Komunitas Amerika, kami menemukan sejumlah penanda budaya minum: komunitas agama memiliki frekuensi tinggi tweet anti-mabuk mengemudi, pusat-pusat Hispanik membahas anggota keluarga yang minum, dan kota-kota perguruan tinggi membahas perilaku seksual. Studi ini menunjukkan bahwa Twitter dapat digunakan untuk mengeksplorasi konteks sosiokultural tertentu di mana penggunaan alkohol berlebihan terjadi di wilayah dan komunitas tertentu. Temuan ini dapat menginformasikan pesan kesehatan masyarakat yang lebih bertarget dan membantu untuk lebih memahami faktor penentu budaya penyalahgunaan zat.