Penggunaan Stimulan Nonmedis Dikaitkan Dengan Praktik Seksual berisiko dan Bentuk Impulsif Lainnya
Abstrak:
Latar:
Studi ini berusaha untuk memeriksa terjadinya penggunaan stimulan resep nonmedis (amfetamin dan methylphenidate) dalam sampel universitas dan korelasi kesehatan fisik dan mental terkait, termasuk hubungan potensial dengan praktik seksual berisiko.
Metode:
Sebuah survei online anonim 156 item didistribusikan melalui e-mail ke sampel 9449 mahasiswa. Penggunaan alkohol dan obat-obatan saat ini, status psikologis dan fisik, dan kinerja akademik dinilai, bersama dengan ukuran impulsif dan paksaan berbasis kuesioner.
Hasil:
Sebanyak 3.421 peserta (59,7% wanita) termasuk dalam analisis. 6,7% dari sampel melaporkan penggunaan stimulan resep nonmedis saat ini / baru-baru ini, sementara tambahan 5,8% melaporkan penyalahgunaan di masa lalu. Penggunaan stimulan resep nonmedis dikaitkan dengan rata-rata titik kelas yang lebih rendah, dan dengan mengambil berbagai macam obat lain (termasuk alkohol, nikotin, zat terlarang, dan konsumsi minuman ringan berkafein). Penggunaan stimulan nonmedis juga secara signifikan terkait dengan impulsif (skala Barratt), pengobatan sebelumnya untuk masalah penggunaan zat, dan peningkatan terjadinya perjudian yang tidak teratur, gangguan stres pasca-trauma, dan kecemasan; tetapi tidak gejala depresi atau gangguan makan pesta (meskipun dikaitkan dengan menggunakan obat-obatan untuk menurunkan berat badan). Hubungan dengan kemungkinan attention-deficit / hyperactivity disorder (ADHD) pada skrining tidak signifikan tetapi secara numerik meningkat. Akhirnya, mereka yang menggunakan stimulan yang diresepkan nonmedis secara signifikan lebih aktif secara seksual (termasuk pada usia yang lebih muda), dan cenderung tidak menggunakan kontrasepsi penghalang.
Kesimpulan:
Penggunaan stimulan resep nonmedis umum terjadi pada orang dewasa muda dan memiliki hubungan kesehatan masyarakat yang mendalam termasuk dengan kedalaman penggunaan narkoba lainnya (licit dan terlarang), diagnosis kesehatan mental tertentu (terutama perjudian, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma), kinerja skolastik yang lebih buruk, dan praktik seksual yang lebih berisiko. Mayoritas orang dengan penggunaan stimulan resep nonmedis tidak memiliki ADHD, dan hubungannya dengan gejala ADHD saat ini kurang ditandai daripada gangguan tertentu lainnya. Dokter harus menyaring penyalahgunaan stimulan resep karena mereka dapat dikaitkan dengan berbagai perilaku bermasalah. Risiko pengalihan (yang mungkin lebih tinggi bagi mereka yang tinggal di akomodasi bersama dan mereka yang memiliki riwayat gangguan penggunaan zat) layak penilaian yang cermat sebelum meresepkan obat stimulan.