Seri Webinar Penggunaan Stimulan. Bagian I: Tentang Stimulan Jenis Amfetamin dan Gangguan Penggunaan Stimulan.

Stimulant Use Series Part I

ISSUP Indonesia, ISSUP Malaysia, dan ISSUP Filipina, bekerja sama dengan ITTC, mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam inisiatif bersama yang didedikasikan untuk penggunaan Stimulan Jenis Amfetamin (ATS) di wilayah Asia. 

Waktu: 11:00 WIB | 8:00 PM PST | 4:00 AM GMT

Daftar untuk Webinar

 

Stimulan Jenis Amfetamin banyak digunakan di seluruh wilayah Asia-Pasifik, dengan prevalensi penggunaan tahunan pada tahun 2011 berkisar antara 0,2% hingga 1,4% dari populasi Asia yang berusia 15–64 tahun [1]. Hampir 10 juta pengguna tinggal di Asia Timur dan Asia Tenggara, karena populasi subwilayah ini yang relatif lebih besar [3]. Filipina (2,1%), Thailand (1,4%), dan Laos PDR (1,4%) adalah negara-negara dengan prevalensi penggunaan ATS yang lebih tinggi di wilayah ini [1]. Dalam periode 2016–2020, jumlah penyitaan ATS terbesar terjadi di Asia Timur dan Asia Tenggara, bersama dengan Amerika Utara [3].

Banyak negara-negara Asia melaporkan pergeseran signifikan dari heroin dan opioid lainnya ke metamfetamin. Hal ini didukung oleh penyitaan total 171,5 ton metamfetamin di wilayah tersebut, menurut Kantor PBB tentang Narkoba dan Kejahatan (UNODC) pada tahun 2021, dan penurunan terus menerus dalam harga keseluruhan metamfetamin, menjadikannya lebih terjangkau [2].

Seri Webinar ISSUP National Chapters bertujuan untuk menyoroti penggunaan Stimulan Jenis Amfetamin sebagai isu yang muncul di negara-negara Asia. Kami telah mengundang para ahli dan profesional berpengalaman di bidang ini untuk memberikan pembaruan tentang bahaya penggunaan ATS, membahas mekanisme kerjanya, cara penggunaannya, efek mabuk yang diinginkan, masalah kesehatan fisik dan mental yang terkait, peran ATS dalam perilaku berisiko, penularan HIV dan Hepatitis B dan C, serta rekomendasi mengenai manajemen dan respons terkait pencegahan.

Moderator: Dr. Kristiana Siste

Presentasi

Dr. Thomas E. Freese

"Stimulan Jenis Amfetamin dan Gangguan Penggunaan Stimulan"

Pembicara Internasional: Dr. Thomas E. Freese, Ph.D.
Direktur, Program Penyalahgunaan Zat Terintegrasi UCLA.

Co-Director, Pacific Southwest Addiction Technology Transfer Center, HHS Region 9, (Arizona, California, Hawaii, Nevada, Samoa Amerika, Persemakmuran Kepulauan Mariana Utara, Negara Federasi Mikronesia, Guam, Republik Kepulauan Marshall, Republik Palau).

Dr. Erniawati Lestari 

"Profil Farmakologi Methamphetamine dan hubungannya dengan gejala kejiwaan pada gangguan penggunaan Methamphetamine"

Pembicara dari Indonesia: Dr. Erniawati Lestari, Sp.FK (Farmakologi Klinis)

Farmakologi Klinik dan Administrator Kesehatan Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komunitas Deputi Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Indonesia.

 

Webinar ini diselenggarakan oleh ISSUP Indonesia dan merupakan bagian dari Seri Penggunaan Stimulan. Silakan temukan di bawah tautan ke dua Webinar lainnya yang sedang berlangsung:

  1. 6 Februari 2024 - Seri Webinar Penggunaan Stimulan. Bagian II: Perilaku Berisiko dan Chem Sex yang Terkait dengan Penggunaan Stimulan. Pelajari Lebih Lanjut >>>
  2. 20 Februari 2024 - Seri Webinar Penggunaan Stimulan. Bagian III: Contoh-contoh Program Pengobatan Penggunaan Stimulan. Pelajari Lebih Lanjut >>>

Referensi:

  1. Dargan PI, Wood DM. Recreational drug use in the Asia Pacific region: improvement in our understanding of the problem through the UNODC programmes. J Med Toxicol. 2012 Sep;8(3):295-9. doi: 10.1007/s13181-012-0240-4. PMID: 22569822; PMCID: PMC3550160.

  2. Regional Overview: Asia (2022). https://hri.global/wp-content/uploads/2022/11/GSHR-2022_Asia.pdf

  3. Word Drug Report 2022. Booklet 4 - Drug market trends of Cocaine, Amphetamine-type stimulants and New Psychoactive Substances (2022). https://www.unodc.org/unodc/en/data-and-analysis/wdr-2022_booklet-4.html

 

Webinar dan acara online yang diselenggarakan oleh International Society of Substance Use Professionals (ISSUP) disediakan hanya untuk tujuan informasional. Mereka bersifat edukatif dan tidak merupakan saran medis, diagnosis, atau pengobatan.