Intervensi Alkohol Berbasis Web: Studi Gesekan Sistematis Peminum Berat

Format
Scientific article
Publication Date
Published by / Citation
Radtke T, Ostergaard M, Cooke R, Scholz U Web-Based Alcohol Intervention: Study of Systematic Attrition of Heavy Drinkers J Med Internet Res 2017;19(6):e217 URL: http://www.jmir.org/2017/6/e217 DOI: 10.2196/jmir.6780
Original Language

Bahasa Inggris

Country
Jerman
Themes
Keywords
attrition
dropout
alcohol drinking
intervention study
internet
surveys and questionnaires
university student drinking
motivation

Intervensi Alkohol Berbasis Web: Studi Gesekan Sistematis Peminum Berat

ABSTRAK

Latar Belakang: Intervensi alkohol berbasis web adalah cara yang menjanjikan untuk mengurangi konsumsi alkohol karena anonimitas mereka dan kemungkinan menjangkau sejumlah besar individu termasuk peminum berat. Namun, intervensi berbasis web sering ditandai dengan tingginya tingkat gesekan. Sampai saat ini, sangat sedikit penelitian yang menyelidiki apakah individu dengan konsumsi alkohol yang lebih tinggi menunjukkan tingkat gesekan yang lebih tinggi dalam intervensi alkohol berbasis web dibandingkan dengan individu dengan konsumsi alkohol yang lebih rendah.

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji tingkat gesekan dan prediktor gesekan dalam studi intervensi berbasis web pada konsumsi alkohol.

Metode: Analisis prediktor tingkat gesekan dilakukan pada data yang dikumpulkan dalam uji coba kontrol acak berbasis web. Pengumpulan data berlangsung di Universitas Konstanz, Jerman. Sebanyak 898 orang, yang terdiri dari 46,8% laki-laki (420/898) dan 53,2% perempuan (478/898) dengan usia rata-rata 23,57 tahun (SD 5,19), awalnya mengajukan diri untuk berpartisipasi dalam studi intervensi berbasis web untuk mengurangi konsumsi alkohol. Dari sampel, 86,9% (781/898) adalah siswa. Peserta diklasifikasikan sebagai non-completers (439/898, 48,9%) jika mereka tidak menyelesaikan intervensi berbasis web. Konsumsi alkohol dalam tujuh hari terakhir, per minggu, dari Senin hingga Kamis, pada akhir pekan, perilaku minum berlebihan yang diukur dengan Tes Identifikasi Gangguan Penggunaan Alkohol (AUDIT), dan motif minum diukur dengan Kuesioner Motif Minum (DMQ-R SF).

Hasil: Perbedaan signifikan antara pelengkap dan non-pelengkap muncul mengenai konsumsi alkohol dalam tujuh hari terakhir (B = − .02, P = .05, 95% CI [0.97-1.00]), pada akhir pekan (B = −.05, P = .003, 95% CI [0.92-0.98]), AUDIT (B = −.06, P = .007, 95% CI [0.90-0.98], dan status sebagai siswa (B = .72, P = .001,     95% CI [1,35-3,11]). Yang paling penting, non-completers memiliki konsumsi alkohol yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan completers.

Kesimpulan: Konsumsi alkohol berbahaya tampaknya menjadi faktor kunci dari tingkat putus sekolah dalam studi intervensi alkohol berbasis web. Dengan demikian, penting untuk mengembangkan strategi untuk menjaga peserta yang berisiko tinggi dalam intervensi berbasis web.